Entri Populer

Rabu, 09 Maret 2011

Mengenal Durian

D U R I A N
( Bombaceae sp. )
1. SEJARAH SINGKAT
Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur).
2. JENIS TANAMAN
Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Ada puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah: durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan), sijapang (Betawi) dan sihijau (Kalimantan Selatan).
3. MANFAAT TANAMAN
Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya, terdapat manfaat dari bagian lainnya, yaitu:
  1. Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring.
  2. Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setaraf dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.
  3. Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya).
  4. Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan. cara dijemur sampai kering dan dibakar sampai hancur.
4. SENTRA PENANAMAN
Di Indonesia, tanaman durian terdapat di seluruh pelosok Jawa dan Sumatra. Sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya terdapat di hutan, di sepanjang aliran sungai. Di dunia, tanaman durian tersebar ke seluruh Asia Tenggara, dari Sri Langka, India Selatan hingga New Guenea. Khusus di Asia Tenggara, durian diusahakan dalam bentuk perkebunan yang dipelihara intensif oleh negara Thailand.
Jumlah produksi durian di Filipina adalah 16.700 ton (2.030 ha), di Malaysia 262.000 ton (42.000 ha) dan di Thailand 444.500 ton (84.700 ha) pada tahun 1987-1988. Di Indonesia pada tahun yang sama menghasilkan 199.361 ton (41.284 ha) dan pada tahun 1990 menghasilkan 275.717 ton (45.372 ha).
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
  1. Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000-3500 mm/tahun dan minimal 1500-3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1-2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus.
  2. Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih kecil (baru ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi.
  3. Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20°C-30°C. Pada suhu 15°C durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35°C daun akan terbakar.
5.2. Media Tanam
  1. Tanaman durian menghendaki tanah yang subur (tanah yang kaya bahan organik). Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga mudah membentuk remah.
  2. Tanah yang cocok untuk durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi.
  3. Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7, dengan pH optimum 6-6,5.
  4. Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150-200 cm). Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam, rasa buah tidak manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang.
5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15 kurang praktis daripada lahan yang datar rata.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan:
  • Asli dari induknya.
  • Segar dan sudah tua.
  • Tidak kisut.
  • Tidak terserang hama dan penyakit.
2) Penyiapan Benih dan Bibit
Pernanyakatan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generatif (dengan biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cxangkokan).
a) Pengadaan benih dengan cara generatif
Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.
b) Pengadaan bibit dengan cara okulasi
Persyaratan biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus dan produktif. Biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna. Setelah umur 8-10 bulan, dapat diokulasi, dengan cara:
  1. Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (.... 1 cm). Dipilih mata tunas yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
  2. Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga mirip lidah.
  3. Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
  4. Sisipan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak. Bila berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.
c) Penyusuan
1. Model tusuk/susuk
  • Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju kearah pucuk. Panjang belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing. Bagian yang runcing disisipkan kebelahan calon batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali rafia.
  • Selama masa penyusuan batang yang disatukan tidak boleh bergeser. Sehingga, tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada tanaman induk (batang tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah dilakukan penyambungan. Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup. Biasanya, setelah 3-6 bulan tanaman tersebut bisa dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang disusukan. Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3 bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat lebih berhasil kalau diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum berkayu keras.
2. Model sayatan
  • Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang sudah berbuah dan besarnya sama.
  • Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.
  • Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama.
  • Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama berarti penyusuan tersebut berhasil.
  • Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang, pucuk batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.
  • Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji, sedangkan batang atas dari ranting/cabang pohon durian dewasa.
d) Cangkokan
Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat, subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari (diameter=2–2,5 cm), kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok adalah awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan, atau pada musim kering, tetapi harus disiram secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari. Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut:
  1. Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau kecoklatan.
  2. Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.
  3. Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari.
  4. Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut, mos). Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan 1:1. Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua ujungnya diikat agar media tidak jatuh.
  5. Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam di keranjang persemaian berisi media tanah yang subur.
3) Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan
Bibit durian sebaiknya tidak ditanam langsung di lapangan, tetapi disemaikan terlebih dahulu ditempat persemaian. Biji durian yang sudah dibersihkan dari daging buah dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang menempel. Biji dikecambahkan dahulu sebelum ditanam di persemaian atau langsung ditanam di polibag. Caranya biji dideder di plastik/anyaman bambu/kotak, dengan media tanah dan pasir perbandingan 1:1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah sekitar 2 kali besar biji (6-8 cm), kemudian media tanam tadi disiram tetapi (tidak boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab (20°C-23°C). Biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian calon akar tunggang menempel ke tanah), dan sebagian masih kelihatan di atas permukaan tanah (3/4 bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan lainnya adalah 2 cm membujur dan 4-5 cm melintang. Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dengan larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup plastik supaya kelembabannya stabil. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan akar dengan tudung akar langsung masuk ke dalam media yang panjangnya ± 3-5 cm. Saat itu tutup plastik sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap dibesarkan di persemaian pembesar atau polibag.
4) Pemindahan Bibit
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75-150 cm atau berumur 7 - 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya helaian daun dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume produksi.
2) Pembukaan Lahan
Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum penanaman bibit berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang, pokok-pokok batang pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yang akan menganggu pertumbuhan.
3) Pembentukan Bedengan
Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga menjadi gembur, kemudian dicampur dengan pasir dan kompos yang sudah jadi. Untuk ukuran bedengan lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pasir dan 5 kg pupuk kompos. Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan dibiarkan selama 1 minggu. Pada saat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk mencegah serangan jamur/bakteri pembusuk jamur. Di sekeliling bedengan, perlu dibuatkan saluran untuk penampung air. Jika bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh akarnya tadi segera ditanam dengan jarak tanam 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dengan cara dibuatkan lubang tanam sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang akar masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan ditaburi pasir yang dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal 5 cm.
4) Pengapuran
Keadaan tanah yang kurang subur, misalnya tanah podzolik (merah kuning) dan latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5 - 6 dan penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu, dapat diatasi dengan pengapuran. Sebaiknya dilakukan menjelang musim kemarau, dengan kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%. Dua sampai 4 minggu sebelum pengapuran, sebaiknya tanah dipupuk dulu dan dilsiram 4-5 kali. Untuk mencegah kekurangan unsur Mg dalam tanah, sebaiknya dua minggu setelah pengapuran, segera ditambah dolomit.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian, serta sistem budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah, jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam jarak tanam 12 m x 12 m. Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dapat diupayakan dengan budidaya tumpangsari. Berbagai budidaya tumpangsari yang biasa dilakukan yakni dengan tanaman horti (lombok, tomat, terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanah dan ubi jalar.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m. Saat menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan kering terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali. Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk kompos 35 kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg pupuk kandang dan 1 kg fospat.
Untuk menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat dicampurkan insektisida butiran seperti Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak perlu dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum penanaman bibit.
3) Cara Penanaman
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran yang banyak serta kuat.
Lubang tanam yang tertutup tanah digali kembali dengan ukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut :
  1. Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati)
  2. Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher
  3. Lubang ditutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.
  4. Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.
  5. Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari secara langsung.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah kematian durian agar tidak menghabiskan energinya untuk proses pembuahan. Penjarangan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah dan frekuensi pembuahan setiap tahunnya.
Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak boleh ditunda-tunda).
Penjarangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan hormon tertentu (Auxin A), pada saat bunga atau bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat itu sebagian bunga sudah terbuka dan sudah dibuahi. Ketika hormon disemprotkan, bunga yang telah dibuahi akan tetap meneruskan pembuahannya sedangkan bunga yang belum sempat dibuahi akan mati dengan sendirinya. Jumlah buah durian yang dijarangkan ± 50-60% dari seluruh buah yang ada.
2) Penyiangan
Untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput disekeliling selama pertumbuhan, perlu dilakukan penyiangan (.... diameter 1 m dari pohon durian).
3) Pemangkasan/Perempelan
a) Akar durian
Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai 40% selama ± 1 musim. Selama itu pula tanaman tidak dipangkas. Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras dan lebih tahan lama. Waktu pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil panen berkurang dan pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan: kedua sisi barisan tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari pangkal batang.
b) Peremajaan
Tanaman yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman durian tidak harus dibongkar sampai ke akar-akarnya, tetapi cukup dilakukan pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air hujan tidak tertahan.Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka tersebut dapat diolesi meni atau ditempeli lilin parafin. Setelah 2-3 minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas baru mencapai 2 bulan, tunas tersebut dapat diokulasi. Cara okulasi cabang sama dengan cara okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah ± 1 - 1,5 m atau 2 - 2,5 m tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok tidak boleh terlalu dekat dengan tanah.
c) Pembentukan tanaman yang terlanjur tua
Dahan-dahan yang akan dibentuk tidak usah dililiti kawat, tetapi cukup dibanduli atau ditarik dan dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman tidak mengarah ke atas. Cabang yang akan dibentuk dibalut dengan kalep agar dahan tersebut tidak terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik dan diikat dengan pasak. Dengan demikian, dahan yang tadinya tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke bawah mengarah horizontal.
4) Pemupukan
Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan tanaman akan pupuk dan unsur hara yang terkandung dalam tanah.
a) Cara memupuk
Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.
b) Jenis dan dosis pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang, kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr perpohon. Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun. Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organik kompos/pupuk kandang 60-100 kg per pohon pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara. menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman. Tanaman durian yang telah berumur =3 tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20–25% pupuk NPK dari dosis sebelumnya. Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan pupuk kandang juga meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon menjelang berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga).
5) Pengairan dan Penyiraman
Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit durian yang baru ditanam membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi sekitar tiga kali seminggu. Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.
6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2 minggu sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1 cc/liter air dan ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter air. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna. Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot sesuai aturan yang ditetapkan dan berguna untuk pencegahan serangga. Untuk cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida (contohnya Dithane atau Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman, batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut.
7) Pemeliharan Lain
Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi jaringan-jaringan pada berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali tidak memberikan unsur tambahan hara pada tanaman. ZPT dapat membuat tanaman menjadi lemah sehingga penggunannya harus disesuaikan dengan petunjuk pemakaian yang tertera pada label yang ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya dicampurkan saja.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
  1. Penggerek buah (Jawa : Gala-gala)
    • Ciri: telur diletakkan pada kulit buah dan dilindungi oleh jaring-jaring mirip rumah laba-laba. Larva yang telah menetas dari telur langsung menggerek dan melubangi dinding-dinding buah hingga masuk ke dalam. Larva tersebut tinggal di dalam buah sampai menjadi dewasa. Buah yang diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua.
    • Penyebaran: serangga penggerek buah menyebar dengan cara terbang dari pohon durian yang satu ke pohon lainnya. Serangga penggerek buah ini bertelur pada buah durian yang dihinggapinya. Kegiatan bertelur ini dilakukan secara periodik setiap menjelang musim kemarau.
    • Pengendalian: dilakukan dengan insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter air.
  2. Lebah mini
    • Ciri: hama ini berukuran kecil, tubuhnya berwarna coklat kehitaman dan sayapnya bergaris putih lebar. Setelah lebah menjadi merah violet, ukuran panjangnya menjadi 3,5 cm. Pada fase ulat (larva), hama ini menyerang daun-daun durian muda. Selama hama tersebut mengalami masa istirahat (bentuk kepompong), mereka akan menempel erat pada kulit buah. Setelah menjadi lebah serangga ini mencari makan dengan cara menggerek ranting-ranting muda dan memakan daun-daun muda.
    • Pengendalian: menggunakan parvasida, seperti Hostathion 40 EC (Triazofos 420 gram/liter), dan insektisida, seperti Supracide 40 EC dosis 420 gram/liter dan Temik 106 (Aldikarl 10%).
  3. Ulat penggerek bunga (Prays citry)
    • Ulat ini menyerang tanaman yang baru berbunga, terutama bagian kuncup bunga dan calon buah.
    • Ciri: ulat ini warna tubuhnya hijau dan kepalanya merah coklat, setelah menjadi kupu-kupu berwarna merah sawo agak kecoklatan, abu-abu dan bertubuh langsing.
    • Gejala: kuncup bunga yang terserang akan rusak dan putiknya banyak yang berguguran. Demikian pula, benang sari dan tajuk bunganya pun rusak semua, sedangkan kuncup dan putik patah karena luka digerek ulat. Penularan ke tanaman lain dilakukan oleh kupu-kupu dari hama tersebut.
    • Pengendalian: dengan menyemprotkan obat-obatan seperti Supracide 40 EC, nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400 gram/liter).
  4. Kutu loncat durian
    • Ciri: serangga berwarna kecoklatan dan tubuhnya diselimuti benang-benang lilin putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk tubuh, sayap dan tungkainya mirip dengan kutu loncat yang menyerang tanaman lamtoro.
    • Gejala: kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang masih muda dengan cara menghisap cairan pada tulang-tulang daun sehingga daun-daun akan kerdil dan pertumbuhannya terhambat; setelah menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan getah bening yang pekat rasanya manis dan merata ke seluruh permukaan daun sehingga mengundang semut-semut bergerombol.
    • Pengendalian: daun dan ranting-ranting yang terserang dipangkas untuk dimusnahkan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150 gram/5 liter air.
7.2. Penyakit
  1. Phytopthora parasitica dan Pythium complectens
    • Penyebab: Pythium complectens, yang menyerang bagian tanaman seperti daun, akar dan percabangan.
    • Penularan dan penyebab: penyakit ini menular dengan ke pohon lain yang berdekatan. Penularan terjadi bila ada akar yang terluka. Penularan terjadi bersama-sama dengan larutnya tanah atau bahan organik yang terangkut air.
    • Gejala: daun durian yang terserang menguning dan gugur mulai dari daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan ujung-ujungnya mati, diikuti dengan berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya. Kulit di atas permukaan tanah menjadi coklat dan membusuk. Pembusukan pada akar hanya terbatas pada akar-akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari ujung akar lateral sampai ke akar tunggang. Jika dilihat dari luar akar yang sakit tampak normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi colat tua dan jaringan pembuluh menjadi merah jambu.
    • Pengendalian:
      1. upayakan drainase yang baik agar tanah tidak terlalu basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu hujan;
      2. pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar;
      3. pilih bibit durian kerikil untuk batang bawah karena jenis ini lebioh tahan terhadap serangan jamur sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit busuk.
  2. Kanker bercak
    • Penyebab: Pythium palvimora, terutama menyerang bagian kulit batang dan kayu. Penyebaran oleh spora sembara bersamaan dengan butir-butir tanah atau bahan organik yang tersangkut air. Penyebaran penyakit ini dipacu oleh curah hujan yang tinggi dalam cuaca kering. Jamur dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 12-35°C.
    • Gejala: kulit batang durian yang terserang mengeluarkan blendok (gum) yang gelap; jaringan kulit berubah menjadi merah kelam, coklat tua atau hitam; bagian yang sakit dapat meluas ke dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok dan ranting-ranting muda dari ujung mulai mati.
    • Pengendalian: (1) perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir dipermukaan tanah dan untuk batang yang sakit; (5) dilakukan dengan cara memotong kulit yang sakit sampai ke kayunya yang sehat dan potongan tanaman yang sakit harus dibakar, sedangkan bagian yang terluka diolesi fungisida, misalnya difolatan 4 F 3%.
  3. Jamur upas
    • Gejala: pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang-benang jamur mengkilat seperti sarang laba-laba pada cabang-cabang. Jamur berkembang menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu sehingga menyebabkan matinya cabang.
    • Pengendalian:
      1. serangan jamur yang masih pada tingkat sarang laba-laba dapat dikendalikan dengan cara melumasi cabang yang terserang degan fungisida, misalnya calizin RM;
      2. jika jamur sudah membentuk kerak merah jambu, sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kira-kira lebih 30 cm ke bawah bagian yang berjamur;
      3. dengan menyemprotkan Antrocol 70 WP (propineb 70,5%), dosis 100-200 gram/liter air atau 1-1,5 kg/ha aplikasi.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim berbunga jatuh pada waktu kemarau, yakni bulan Juni-September sehingga bulan Oktober-Februari buah sudah dewasa dan siap dipetik. Panen durian diusahakan sebelum musim hujan tiba karena air hujan dapat merusak kualitas buah. Warna durian yang hampir masak agak berbeda-beda tergantung pada kultivarnya. Buah yang sudah masak umumnya ditandai dengan bau harum yang menyengat. Pada durian yang sudah masak bila diketuk duri atau buahnya akan terdengar dentang udara antara isi dan kulitnya.
8.2. Cara Panen
Buah durian yang sudah matang akan jatuh sendiri. Untuk menjaga agar buah tidak langsung jatuh, kira-kira sebulan sebelum matang buah dapat diikat dengan tali plastik. Tujuan pengikatan tersebut agar tangkai buah yang terlepas dari batang atau ranting pohon tetap menggantung pada tali sehingga buah durian tersebut dapat diambil dalam keadaan utuh. Buah durian dari pohon rendah dapat dipetik dengan menggunakan pisau tajam. Tangkai buah dipotong mulai dari bagian paling atas, ± 1,5 cm dari dahan. Pemotongan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati karena di tempat ini terdapat bahan tunas yang akan berbunga pada musim berikutnya. Buah durian yang terletak pada bagian pohon yang tinggi sebaiknya dipetik dengan menggunakan alat bantu yang sesuai agar tidak jatuh ke tanah. Durian yang jatuh ke tanah biasanya retak, daging buahnya menjadi asam/pahit karena terjadi fermentasi pembentukan alkohol dan asam.
8.3. Prakiraan Produksi
Jumlah durian yang dapat dipanen dalam satu pohon adalah 60-70 butir perpohon pertahun dengan bobot rata-rata 2,7 kg. Apabila diinginkan jumlah buah yang lebih banyak lagi maka bobot buah akan turun.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Di tempat pengumpulan setiap tangkai durian diberi label khusus atau dicat dengan warna tertentu untuk menunjukkan kebun asal durian. Bila kualitasnya kurang baik dapat diperbaiki pada tahun berikutnya.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Hasil panen dikumpulkan, diseleksi dan dipilah-pilah berdasarkan ukuran. Seleksi perlu dilakukan agar tidak ada buah cacat yang ikut terkirim, terutama bila buah ini akan dijual atau diekspor.
9.3. Penyimpanan
Durian yang sudah terpilih dicuci dan disemprot dengan air agar kotoran yang menempel pada kulitnya menjadi bersih. Selanjutnya buah dicelupkan ke dalam air yang telah diberi fungisida Aliette 800 WP yang berbahan aktif Aluminium tris (Oethy/phosphonate) 22 cc/liter. Tujuan pencelupan ini adalah untuk menghindari serangan busuk buah yang disebabkan oleh jamur Phytophtora sp selama pemeraman dan transportasi. Lalu buah dikeringanginkan. Durian beserta petinya dimasukkan ke dalam gudang yang cukup mendatangkan penerangan.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Buah durian yang akan diekspor diberi perlakuan: setelah buah kering, buah dibungkus kantong plastik dan diikat dengan tali rafia Setiap kantung plastik berisi satu butir buah durian. Buah yang sudah dibungkus kantung plastik dibungkus lagi dengan kantung kertas semen. Setelah itu, dimasukkan ke dalam kotak karton setebal 3 mm. Setiap ungkus berisi 5-6 butir durian sehingga setiap kotak karton berisi 10-15 kg durian. Kotak ini dilekat dengan lakban (perekat plastik) tebal yang tidak mudah robek jika terkena gesekan. Teknologi pengemasan ini memperhatikan adanya lubang udara agar ada sirkulasi udara, tetapi juga ada lapisan plastik luar untuk menahan keluarnya bau, sehingga tidak ada kontak antar udara di dalam kotak pengepakan dengan udara luar maka jika di dalam ada durian yang matang baunya tidak tercium menyengat sampai keluar.
9.5. Penanganan Lain
Bila ingin menghasilkan durian beku untuk dipasarkan ke tempat yang jauh, maka dapat dilakukan cara pengepakan fakum udara, cara ini banyak dipakai oleh petani Thailand. Setelah dikupas kulitnya, durian dimasukkan ke dalam alat fakum udara selama 35-40 menit dengan suhu 40°C di bawah nol. Setelah itu, buah durian dimasukkan ke dalam plastik berukuran 300 gram dan diletakkan dalam kamar pendingin dengan suhu 18°C di bawah nol.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis usaha tani tanaman durian seluas 1 ha pada tahun 1998.
1) Biaya produksi
  1. Tanah 1 ha @ m 2 x Rp. 15.000,- Rp. 15.000.000,-
  2. Bibit :150 pohon @ Rp. 50.000,- Rp. 7.500.000,-
  3. Pupuk
    • Pupuk kandang: 9500 kg @ Rp. 60,- Rp. 570.000,-
    • UREA: 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
    • TSP: 1400 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 2.100.000,-
    • KCl: 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
    • NPK: 1400 kg @ Rp. 2.800,- Rp. 3.920.000,-
    • Hormon/mineral: 70 liter @ Rp. 3.500,- Rp. 245.000,-
  4. Obat dan pestisida
    • Insektisida: 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-
    • Fungisida: 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-
  5. Alat dan bangunan
    • Bangunan dan sumur Rp. 2.500.000,-
    • Alat semprot: 2 unit @ Rp. 75.000,- Rp. 150.000,-
    • Cangkul: 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
    • Sabit: 2 buah @ Rp. 3.500,- Rp. 7.000,-
    • Garpu: 2 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 6.000,-
    • Golok: 2 buah @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-
    • Gunting pangkas: 3 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 15.000,-
    • Gergaji pangkas: 2 buah @ Rp. 6.000,- Rp. 12.000,-
    • Ember: 5 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-
  6. Tenaga kerja tetap
    • Upah 5 bok 12 x 2 orang x Rp. 30.000,- Rp. 3.600.000,-
    • Pakaian 5 x Rp. 45.000,- Rp. 225.000,-
    • THR 5 x Rp. 25.000,- Rp. 125.000,-
  7. Tenaga kerja lepas
    • Membuat lubang tanam 15 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 45.000,-
    • Memupuk dan menanam 25 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 75.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 42.115.000,-
2) Pendapatan
  1. Tahun ke-5 produk ke 1 = 25/100 x 150 x 30 x Rp. 30.000= Rp. 33.750.000,-= Rp. 33.750.000 – Rp. 42.115.000 - Rp. 8.365.000,-
  2. Tahun ke-6 produk ke 2 =25/100 x 150 x 60 x Rp. 30.000= Rp. 67.500.000,-= Rp. 67.500.000 – (Rp.8.365.000 + Rp. 16.765.000) - Rp. 42.370.000
  3. Pada tahun ke-7 keuntungan sudah dapat menutupi investasi yang dikeluarkan
3) Investasi rata-rata/pohon: Rp. 175.096,66
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Peluang bisnis durian sangat bagus. Untuk pasar luar negeri pada tahun 1983-1987 dikirim ke negara Taiwan, Singapura, Malaysia dan Hongkong. Dan pada tahun 1989 permintaan meningkat ke negara Prancis, Belanda, Brunei, australia, Saudi Arabia dan Jepang. Bahkan pada tahun 1999 di Jepang harga durian dapat mencapai 10.000 yen (Rp 700.000,-). Peluang pasar di Indonesia juga sangat bagus, harga durian berkualitas dapat mencapai Rp 30.000,-/kg. Sedangkan untuk buah durian dipasaran dan kualitasnya biasa-bisa saja mencapai Rp. 15.000,-/buah. Selama ini perdagangan durian lebih dikuasai oleh negara Thailand, hal ini disebabkan oleh mutu buah yang bagus. Padahal Indonesia dapat melakukan hal yang sama apabila mutu ditingkatkan. Bahkan Indonesia memiliki varietas yang beragam dan berbuah sepanjang tahun. Dengan penanganan yang profesional dan dibantu oleh kemudahan-kemudahan dari pemerintah durian Indonesia mampu menguasai pasar dunia.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: klasifikasi dan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, pengemasan dan syarat penandaan.
11.2. Diskripsi
Standar mutu buah durian di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-4482-1998.
11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Buah durian diklasifikasikan dalam 3 jenis mutu, yaitu Mutu I, Mutu II dan Mutu III.
  1. Kerusakan: mutu I=tidak ada (bebas penyakit dan serangga); mutu II=tidak ada (bebas penyakit dan serangga); mutu III=tidak ada (bebas penyakit dan serangga).
  2. Cacat: mutu I=tidak ada; mutu II=ada; mutu III=ada.
  3. Rasa dan aroma: mutu I=baik sesuai kultivar; mutu II=baik sesuai kultivar; mutu III=baik sesuai kultivar.
  4. Kekerasan daging: mutu I=keras/sedang; mutu II=keras/sedang; mutu III=keras/sedang.
  5. Kesegaran buah: mutu I=segar; mutu II=segar; mutu III=segar.
  6. Warna daging buah: mutu I=sesuai kultivar/kuning; mutu II=sesuai kultivar/kuning; mutu III=sesuai kultivar/kuning.
  7. Kesegaman Kultivar: mutu I=seragam; mutu II=seragam; mutu III=seragam.
  8. Perbandingan berat dengan biji: mutu I >2; mutu II >1; mutu III=boleh < 1.
Pengujian buah durian dilakukan berdasarkan pengamatan dari bentuk fisik dan visualisasi dari standar mutu yang ada.
11.4. Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah durian segar yang terdiri maksimum 1.000 kemasan atau 1000 buah, contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan atau jumlah buah dengan ketentuan sebagai berikut:
  1. Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 1–5, pengambilan contoh semua.
  2. Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 6–100, pengambilan contoh minimum 5.
  3. Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 101–300, pengambilan contoh minimum 7.
  4. Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 301–500, pengambilan contoh minimum 9.
  5. Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 501-1001, pengambilan contoh minimum 10.
Dari setiap kemasan yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya tiga buah kemudian dicampur. Untuk kemasan dengan isi kurang dari tiga buah diambil satu buah.
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah dilatih terlebih dahulu dan diberi wewenang untuk melakukan hal tersebut.
11.5. Pengemasan
Buah durian seyogyanya dikemas sesuai dengan pasar yang dituju. Untuk Pasar Eropa, Ameriak dan Kanada, disukai buah durian yang beratnya 2,5-3,5 kg/buah dan dikemas dengan kotak karton berkapasitas 10-12 kg. Untuk pasaran Hongkong dipilih buah durian yang beratnya 2-4 kg/buah dan dikemas dalam keranjang bambu berkapasitas 35-50 kg. Sedangkan untuk Malaysia dan Singapura atau pasar lokal dikehendaki buah durian dengan berat 2,0-5,0 kg/buah yang dikemas dalam keranjang bambu atau peti kayu, atau tanpa kemasan langsung ditumpuk ai atas bak truk. Label atau gantungan yang menyertai setiap kemasan harus mudah dilihat dan berisi informasi :
  1. Dihasilkan di Indonesia.
  2. Nama perusahaan/eksportir.
  3. Nama kultivar durian.
  4. Kelas mutu.
  5. Jumlah buah dalam kemasan.
  6. Berat kotor.
  7. Berat bersih.
  8. Identitas pembeli di tempat tujuan.
  9. Tanggal panen.
  10. Tanggal buah itu enak dimakan.
  11. Tanggal buah itu tidak enak lagi dimakan.
  12. Petunjuk cara penanganan (suhu, kelembaban) yang dianjurkan.

Rabu, 16 Februari 2011

Memperkuat kekompakkan tulang dengan Nigari

Berjalan kaki 10.000 langkah sehari manjur mengatasi tulang rapuh atau osteoporosis. Cara lain rutin konsumsi nigari.
Cara mudah, murah, dan aman untuk menghindari osteoporosis memang berjalan kaki. Menurut dokter spesialis bedah Orthopaedi dan Traumatologi di Kudus, Jawa Tengah, dr A Artanto Dibyosubroto SpOT, FICS, osteoporosis adalah suatu keadaan pada tulang manusia yang mengalami penyusutan massa kalsium. Akibatnya tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Artanto mengungkapkan osteoporosis kebanyakan terjadi pada usia lanjut karena semakin berkurangnya hormon estrogen.
‘Pada wanita hormon ini berkurang ketika memasuki masa menopause karena rahim tempat produksi estrogen terbanyak sudah tidak dapat berproduksi lagi,’ kata Artanto. Cara terbaik mengatasi osteoporosis adalah bergerak. Saat bergerak tulang akan mengikat kalsium lebih banyak daripada yang jarang bergerak. Penderita osteoporosis juga bisa terjadi pada orang yang mengalami malnutrisi berupa kekurangan kalsium.
Angkat rahim
Selain berjalan kaki, konsumsi rutin nigari atau sari air laut terbukti mencegah osteoporosis. Nigari (dalam bahasa Jepang berarti pahit, mengacu pada rasanya) adalah air sisa kristalisasi dari pembuatan garam yang kaya beragam mineral seperti magnesium dan kalsium. Itu hasil riset ilmiah peneliti di Balai Besar Industri Agro (BBIA), Bogor, Jawa Barat, Ir Agus Sudibyo, MP dan dosen Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Dr drh Umi Cahyaningsih MS .
Setiap pembuatan 1 ton garam memerlukan 50 m3 air dan menyisakan air 3,8% atau 1,9 m3. Air sisa itu ternyata masih banyak mengandung garam-garam mineral seperti kalsium sebanyak 103,15 mg/l dan magnesium 51,535 mg/l yang berguna bagi kesehatan. Sebagai perbandingan susu sapi mengandung kalsium 115 mg/l dan magnesium 103 mg/l.
Itulah sebabnya Sudibyo tergerak meriset nigari pada Maret - November 2009. Ia menggunakan sari air laut dari PT Garam, Jawa Timur. Dalam uji praklinis itu, Dr drh Umi Cahyaningsih MS, membagi tikus menjadi 5 kelompok masing-masing terdiri atas 8 ekor betina. Umi melakukan ovarektomi - mengambil ovarium tikus melalui pembedahan untuk memicu osteoporosis - pada 4 grup satwa pengerat itu. Satu kelompok tanpa ovarektomi sebagai pembanding.
Menurut ahli Imunologi alumnus University of Okayama, Jepang itu pengangkatan rahim menyebabkan tikus menopause dini. Biasanya 35 hari pascaovarektomi terjadi osteoporosis. Setelah osteoporosis menyerang, Umi memberikan sari air laut secara oral pada 3 kelompok pertama. Frekuensi pemberian sekali sehari selama 45 hari. Dua grup lain, tanpa pemberian sari air laut sebagai kelompok kontrol negatif dan positif. Dosis sari air laut berbeda masing-masing 0,6 ml, 1,2 ml, 2,4 ml per ekor setiap hari.
Tulang kuat
Pada hari ke-45 setelah perlakuan, Umi Cahyaningsih mengambil tibia tikus atau tulang betis pada kelompok yang ia beri sari air laut. Perempuan 53 tahun itu lantas memotong melintang tibia untuk melihat penampang trabekula pada tulang tikus.
Menurut Umi trabekula terlihat besar dan tidak patah-patah. Trabekula merupakan jaringan konektif padat, kaya kolagen, dan elastis. Hal itu menunjukkan tidak terjadinya osteoporosis. Hasil maksimal tampak pada kelompok tikus yang mengonsumsi 2,4 ml sari air laut per hari.
Namun, menurut peneliti Balai Besar Industri Agro, Irma Susanti STP, MSi, tidak semua sari air laut layak konsumsi. ‘Berdasarkan penelitian kami, ada beberapa pabrik garam yang air bittern (sari air laut, red) memiliki cemaran mikroba melebihi batas normal,’ kata alumnus Jurusan Kimia Universitas Indonesia itu. Oleh karena itu perlu sterilisasi sari air laut sebelum digunakan. Peneliti nigari dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Timur, Dr Nelson Sembiring, mengatakan sterilisasi sari laut dapat menggunakan auto clearing cristalizer. Peranti itu mampu menyaring dan memisahkan garam natrium (NaCl)dari sari air laut. Hasilnya, konsumsi sari air laut aman bagi manusia dengan takaran 5 - 7 tetes untuk 1 gelas air minum seperti kopi, teh, atau air putih.
Mengonsumsi sari air laut terbukti aman sebagaimana hasil riset Dra Rakhmawati MSi. Lethal dosage, (dosis mematikan) sari air laut mencapai 21 g sehingga relatif nontoksik. Konsumsi sari air laut dalam jangka panjang juga aman. ‘Air nigari tak berbahaya karena tak mengendap dalam darah, tapi dibuang melalui urine dan keringat,’ ujar Nelson, doktor alumnus Kyoto University itu.
Konsumsi sari air laut sama saja ‘menabung’ tulang untuk hari esok agar tulang kuat tanpa keropos. Apalagi jika kita juga rajin bergerak atau melangkah minimal 10.000 langkah setiap hari. Kini minum nigari, tulang kuat nanti. (Endah Kurnia Wirawati)

Nigari didapat dari sisa kristalisasi dalam pembuatan garam
Penggunaan air bittern belum optimal karena masih sering terbuang percuma
Dr drh Umi Cahyaningsih MS, melakukan uji in-vivo air bittern untuk melawan osteoporosis
Pascapemberian nigari, tulang tikus lebih padat, kaya kolagen, dan elastis
Sebelum pemberian air bittern
Setelah pemberian air bittern
Proses panen air pahit

Mineral Nigari (per 100 ml)
No
Parameter
Kadar(mg/L)
1
pH
7,008
2
Magnesium
51.535
3
Natrium
46.170
4
Kalium
14.490
5
Kalsium
103,15
6
Klor
69,4
7
Sulfat
<0,591
8
Fosfat
0,04
9
Besi
<0,027
10
Mangan
0,29
11
Tembaga
0,063
12
Boron
87,28
13
Kobalt
0,008
14
Krom
0,018
15
Nikel
0,006
16
Cadmium
0,083
17
Timah
<0,0003
18
Timbal
0,297
19
Merkuri
<0,0004
20
Astatin
0,014

PADUAN MENTIMUN DAN PARE TERBUKTI MENCEGAH KENCING BATU. PILIHAN LAIN, DUET MENTIMUN SEMANGKA.

Lorenzo Romero Baning dan Tjawa Noor Cholis tahu persis penderitaan akibat kencing batu. Ahli bedah urologi alumnus Universitas Airlangga dr Ahmad Bi Utomo SpBU, mengatakan bahwa batu yang terbentuk akibat sisa metabolisme tubuh itu sejatinya dapat keluar bersama urine. Syaratnya ukuran batu harus lebih kecil daripada saluran kemih yang berdiameter hanya 0,4 - 0,5 cm.
Ketika ukuran batu lebih besar daripada saluran itulah yang menyebabkan sakit luar biasa. Batu yang mengandung oksalat dan kalsium itu mungkin terdapat di ginjal, saluran uretra, atau saluran pengeluaran. Kehadiran batu memicu iritasi saluran kemih. Dampaknya saluran kemih rusak. Pada kasus tertentu, banyak muncul darah dalam urine. Para penderita melakukan beragam cara untuk mengatasinya melalui operasi atau mengonsumsi furosemid.
Dua bersaudara
Konsumsi furosemid menimbulkan beragam efek samping seperti gangguan keseimbangan elektrolit, hiperurisemia, bahkan tuli sementara. Sebagian penderita juga menyandarkan harapan pada herbal seperti daun kumis kucing Orthosiphon stamineus atau tempuyung Sonchus arvensis memang sohor sebagai penggempur batu ginjal. Pilihan herba lain untuk mengatasi kencing batu adalah paduan antara buah mentimun Cucumis sativus dan paria atau pare Momordica charantia.
Keduanya masih sekerabat, sama-sama anggota famili Cucurbitaceae. Selama ini masyarakat memanfaatkan keduanya masing-masing sebagai lalap dan sayur. Namun, di balik kelezatannya, sayuran buah anggota keluarga mentimun-mentimunan itu berkhasiat sebagai obat. Peneliti di Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya, Sumi Wijaya dan Farida L Darsono melalui uji in vitro membuktikan bahwa mentimun dan pare sebagai antikencing batu.
Pada riset praklinis itu Wijaya mencuci mentimun dan pare, memblender, serta mengeringkan sebagai bahan baku granula atau butiran. Ia memilih bentuk granula karena lebih efisien. Perbandingan kedua bahan baku tanpa kupas kulit itu 1:1. Ia menambahkan laktosa dan metil selulosa - sebagai koagulan atau penggumpal - sedikit demi sedikit, lalu mengeringkan pada suhu 50oC hingga terbentuk granula. Kadar air granula 4,85%. Sediaan itulah yang ia berikan kepada 30 tikus putih jantan yang terbagi dalam 3 grup.
Peneliti itu kemudian menyuntikkan 2,5 g hidroksiprolin per kg bobot tubuh pada ke-30 tikus. Pemberian selama 3 hari berturut-turut. Hidroksiprolin merupakan protein bagian dari kolagen. Perannya sebagai penyambung dan pemberi rangka luar dari seluruh jaringan tubuh. Injeksi hidroksiprolin menyebabkan kadar kalsium meningkat dan urine menjadi jenuh. Sebagian kalsium tertimbun di ginjal sebagai kristal; sebagian lain, terbuang bersama urine. Oleh karena itu kadar kalsium dalam air kemih pun membubung.
Munurut Sumi Wijaya kristal kalsium yang tertimbun dalam ginjal memicu penyumbatan. Dampaknya volume urine pun berkurang. Ginjal juga mengalami kelainan sehingga karakteristik organ itu berubah, misalnya lebih berat daripada ginjal normal. Untuk mengetahui khasiat mentimun dan pare, peneliti itu menampung urine tikus selama 24 jam pada hari pertama dan ketiga. Selain itu mereka juga memeriksa ginjal tikus.
Antikalkuli
Hasil pemeriksaan ginjal menunjukkan bahwa pemberian mentimun dan pare tak berpengaruh pada rasio bobot dan ukuran organ itu. Konsumsi 2 bersaudara itu juga terbukti sebagai antikencing batu. Itu berdasarkan parameter penurunan kadar kalsium, pH urine, dan kenaikan volume urine 24 jam. Menurut konsultan ginjal hipertensi di Rumahsakit dr Sardjito Yogyakarta, dr Mochamad Sja’bani SpPD, dari keseluruhan batu ginjal 65 - 85% berupa kalsium, batu oksalat, kalsium oksalat, dan kalsium fosfat.
Menurut dr Aris Wibudi SpPD di Jakarta Timur, obat antikalkuli biasanya memang bersifat diuretik sehingga urine cenderung tak pekat. Urine yang pekat cenderung memicu batu ginjal. Volume air yang meningkat itu antara lain membawa kalsium. Mochamad Sja’bani menyatakan penurunan jumlah urine biasanya karena masukan cairan sedikit sehingga memicu pembentukan batu.
Herbalis di Pathok, Yogyakarta, Lina Mardiana, meresepkan mentimun untuk mengatasi batu ginjal. Namun, ia memadukan dengan semangka yang juga anggota famili Cucurbitaceae. Dosisnya cukup satu buah mentimun tanpa kupas dan irisan semangka setebal 1 cm. ‘Semangka dikupas kulit luar yang hijau, tetapi bagian dalam yang putih dapat diikutkan,’ kata Lina Mardiana. Ia mengatakan paduan itu dapat diblender atau konsumsi segar. ‘Bagi pria, semangka juga berkhasiat afrodisiak,’ kata Lina.
Daging buah semangka antara lain mengandung likofen - jenis karotenoid. Setiap gram daging buah bobot kering mengandung 23 - 72 mikrogram likofen. yang mewarisi ilmu pengobatan dari ibunya itu semula memang memadukan mentimun dan pare. Berdasarkan empiris pare memang mampu mengatasi batu ginjal. Namun, sayuran buah juga berefek samping, yakni menimbulkan batu empedu.
Itu hanya pengalaman pasien-pasien Lina yang belum terungkap duduk perkara secara ilmiah. Oleh karena itu ia mengganti pare dengan kerabatnya, semangka Citrullus vulgaris untuk mengatasi kalkuli atau kencing batu. Sejak mengganti pare dengan semangka, pasien yang mengeluh batu empedu setelah konsumsi ramuan itu tak pernah terjadi. Itulah sebabnya hingga kini, ia tetap meresepkan mentimun-semangka sebagai penghancur batu. Mereka bahumembahu menghancurkan batu. (Sardi Duryatmo)

Semangka secara empiris dimanfaatkan mengatasi kencing batu
Pare, tanpa dibuang bijinya bersama mentimun diblender hingga lembut
Secara ilmiah paduan mentimun dan pare terbukti mengatasi kencing batu
Lina Mardiana, semangka selain ampuh merontokkan batu ginjal, juga berkhasiat afrodisiak

Foto-foto: Dok. Trubus


Mentimun Antikalkuli
Parameter
Kelompok Kontrol
Kelompok Perlakuan
Mentimun-Pare
Furosemid
Volume urine rata-rata 24 jam pada pemeriksaan hari I (ml)
9,1 - 3.975
4,84 - 0,635
14,3 - 4,481
Volume urine rata-rata 24 jam pada pemeriksaan hari III (ml)
7,6 - 5,583
11,24 - 3,123
18,9 - 3,123
pH urine rata-rata 24 jam pada pemeriksaan hari I
8
9
8
pH urine rata-rata 24 jam pada pemeriksaan hari III
9
8
8
Kadar kalsium urine rata-rata 24 jam pada pemeriksaan hari I (mg/dl)
7,68 - 4,838
5,16 - 1,157
0,056 - 0,130
Kadar kalsium urine rata-rata 24 jam pada pemeriksaan hari III (mg/dl)
7,72 - 2,449
1,84 - 1,455
0,420 - 0,179

Sumber: Sumi Wijaya

Daun Sirsak vs Kemoterapi (Ribuan Kali Lebih Kuat)


Selamat ya, sudah hamil.’ Yanti Sumiati bertubi-tubi menerima ucapan itu dari rekan kerja, tetangga, dan saudara pada Mei 2010. Perutnya membesar. Banyak orang menerka ia hamil 5 bulan. Hati Yanti justru remuk‑redam. Sebab, bukan janin dalam kandungan, tetapi kanker serviks yang merenggut nyawa seorang perempuan setiap 4 menit.
Yanti Sumiati mengetahui kanker serviks itu ketika ia memeriksakan diri di sebuah klinik di Warungbuncit, Kotamadya Jakarta Selatan. Bagian bawah perut sakit, ‘Seperti ditusuk-tusuk, nyeri sekali,’ kata perempuan kelahiran Bogor, Jawa Barat, 20 Agustus 1978 itu. Rasa sakit menjalar ke kaki kiri. Kondisi itulah yang mendorong Yanti bergegas ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr Slamet Zaeny SpOG, pada 6 Mei 2010.
Dokter yang memindai Yanti menggeleng-gelengkan kepala. ‘Lihat di monitor, kankernya sebesar kepala bayi,’ kata dr Slamet Zaeny SpOG seperti diulangi oleh Yanti. Kadar CA - indikator adanya sel kanker - 113,39 U/ml; normal, kurang dari 35 U/ml. Sambil berbaring, ia memandangi layar pemindai. Dokter menyarankan Yanti menjalani operasi. Namun, anak ke-3 dari 6 bersaudara itu memilih jalan lain. Sebab, sebelum pemeriksaan itu pada April 2008 ia menjalani operasi untuk mengatasi kista.
Namun, 2 tahun berselang ia terserang kanker serviks. Gejala munculnya kista sama persis dengan kanker serviks itu. Perempuan 32 tahun itu memilih pengobatan herbal. Ia mendatangi herbalis dan diberi 3 jenis herba dalam kapsul untuk sebulan. Sayang, Yanti yang membayar Rp9-juta tak mengetahui jenis tanaman obat yang ia konsumsi.
Batal operasi
Yanti disiplin mengonsumsi 3 kapsul herba itu 3 kali sehari. Namun, tanda-tanda kesembuhan tak kunjung muncul. Malahan perut kian membesar dan nafsu makan hilang. Warga Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasarminggu, Jakarta Selatan, itu juga mengalami insomnia dan merasa serbasalah: miring ke kiri sel kanker yang membesar ikut ke kiri, ke kanan, turut ke kanan. Keadaan itu menyebabkan Yanti memutuskan untuk menjalani operasi pada 10 Agustus 2010.
Sehari sebelumnya, ia menemui kedua orangtuanya di Ciampea, Kabupaten Bogor. Ketika itulah Yanti berjumpa dengan tetangganya, pendiri Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ervizal AM Zuhud MS. Zuhud mempunyai informasi tentang khasiat daun sirsak dari beberapa hasil penelitian di mancanegara. Guru besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor itu menyarankan agar Yanti mengonsumsi daun sirsak. Keesokan harinya, Yanti membatalkan operasi dan merebus 10 lembar daun sirsak segar dalam 3 gelas air hingga mendidih.
Setelah rebusan dingin, ia meminumnya. Frekuensi 3 kali sehari masing-masing segelas. Istri Fery Firmansyah itu juga menyantap daging buah sirsak sekali sehari. Ia memotong 4 bagian buah berukuran sedang, bobot 6 - 7 ons. Sepotong buah Annona muricata cukup untuk sehari. Pada 24 Agustus 2010, ia kaget bukan kepalang ketika mudah menarik risleting dan mengancingkan celana. Semula bukan hal gampang untuk mengenakan celana akibat perut yang kian membesar. Ia benar-benar baru sadar bahwa perut mengempis.
Pagi itu ia mencoba tidur, tetapi perutnya tanpa gelambir seperti sebelumnya. Ia miring ke kiri dan ke kanan beberapa kali, tetapi tak ada gumpalan dalam perut yang mengikuti gerakan seperti sebelumnya. ‘Saya menangis karena saking senangnya,’ kata perempuan yang menikah pada 2007 itu. Sembuh? Begitulah dugaan Yanti. Sebulan berselang ia menemui dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Hasil pemindaian menunjukkan tak ada lagi berjalan di serviks.
Menurut dokter sekaligus herbalis di Jakarta Timur, dr Willie Japaries MARS, hilangnya sel kanker dari serviks Yanti dapat melalui berbagai jalan seperti luruh bersama urine atau feses. Namun, menurut Yanti selama 14 hari konsumsi daun dan buah sirsak hingga perut mengempis, tak ada perubahan warna atau bentuk feses dan urine. Japaries mengatakan cara lain detoksifikasi adalah melalui keringat.
‘Pikiran saya lepas. Saya senang banget,’ katanya dengan wajah berbinar. Setelah perutnya mengempis, Yanti lahap setiap kali makan sehingga tubuh kian segar. Insomnia juga sirna sehingga kini ia bisa tidur nyenyak. Meski begitu hingga kini ia tetap mengonsumsi segelas rebusan daun sirsak sekali sehari.
10.000 kali
Perubahan kondisi perut yang semula seperti perempuan hamil lalu mengempis hanya dalam 2 pekan itu sangat cepat. Semula Zuhud memprediksi, perubahan itu baru tercapai setelah 3 bulan Yanti rutin mengonsumsi daun kerabat srikaya itu. Prediksi 90 hari itu berdasarkan informasi yang ia peroleh di internet.
Yanti Sumiati bukan satu-satunya yang merasakan khasiat daun anggota famili Annonaceae. Contoh lain, Sri Haryanto di Yogyakarta yang mengidap kanker prostat dan Yulisnawati (kanker payudara di Palembang, Sumatera Selatan).
Dokter juga menyarankan operasi pada Yulisnawati. Namun, ia lebih memilih mengonsumsi rebusan segelas daun sirsak 3 kali sehari. Dua bulan berselang, kondisi kesehatannya kian membaik. Yulisnawati belum mengecek ulang kondisi kanker. Pada kasus Haryanto, dokter tak menyarankan operasi karena usia pasien lanjut, 70 tahun. Haryanto yang juga herbalis itu mengonsumsi jus buah sirsak (baca: Sirsak Stop Kanker Prostat, halaman 18)
Selain ke-3 jenis kanker - serviks, payudara, dan prostat, daun sirsak juga terbukti secara ilmiah mengatasi antara lain kanker paru-paru, ginjal, pankreas, dan usus besar. Begitulah hasil riset peneliti di Sekolah Farmasi Purdue University, Indiana, Amerika Serikat, Jerry L McLaughlin. Peneliti yang memperoleh daun sirsak dari Garut, Jawa Barat, itu membuktikan bahwa daun Annona muricata manjur mengatasi 7 sel kanker. Daun sirsak yang selama ini terabaikan itu ternyata mujarab mengganyang sel kanker.
Ada apa di balik itu? Peneliti di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, Prof Soelaksono Sastrodihardjo PhD yang meriset daun sirsak bersama Jerry L McLaughlin menemukan senyawa aktif acetogenins. Mereka melakukan uji praklinis dengan memanfaatkan beragam sel kanker seperti sel kanker paru-paru dan pankreas. ‘Tujuan penelitian, mengembangkan ilmu pengobatan untuk mengatasi kanker,’ kata doktor Biologi alumnus Champaign Urbane University, Amerika Serikat, itu.
‘Acetogenins menghambat ATP (adenosina trifosfat, red). ATP sumber energi di dalam tubuh. Sel kanker membutuhkan banyak energi sehingga membutuhkan banyak ATP,’ kata Sastrodihardjo. Acetogenins masuk dan menempel di reseptor dinding sel dan merusak ATP di dinding mitokondria. Dampaknya produksi energi di dalam sel kanker pun berhenti dan akhirnya sel kanker mati. Hebatnya acetogenins sangat selektif, hanya menyerang sel kanker yang memiliki kelebihan ATP. Senyawa itu tak menyerang sel-sel lain yang normal di dalam tubuh. ‘Acetogenins mengganggu peredaran sel kanker dengan cara mengurangi jumlah ATP. Hal ini yang membuat senyawa dalam daun sirsak dianggap selektif dan hanya memilih sel kanker untuk diserang,’ kata Sastrodihardjo.
Bukan hanya selektif, acetogenins juga dahsyat! The Journal of Natural Product membeberkan riset Rieser MJ, Fang XP, dan McLaughlin, peneliti di AgrEvo Research Center, Carolina Utara, Amerika Serikat, bahwa daun sirsak membunuh sel-sel kanker usus besar hingga 10.000 kali lebih kuat dibanding adriamycin dan kemoterapi.
Adriamycin yang mempunyai nama generik doxorubicin merupakan obat untuk mengatasi berbagai jenis kanker seperti leukemia, kanker prostat, kanker paru-paru, dan kanker pankreas. Sedangkan kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memasukkan zat atau obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.
Menurut peneliti di Cancer Chemoprevention Research Center Universitas Gadjah Mada (CCRC–UGM), Nur Qumara Fitriyah, riset McLaughlin menunjukkan dengan dosis kecil saja, daun sirsak efektif memberangus sel kanker. Berdasarkan riset McLaughlin ED50 ekstrak kasar daun sirsak < 20 µg/ml, sedangkan ED50 senyawa murni cuma < 4 µg/ml. Artinya dengan dosis rebusan 10 - 15 daun sirsak masih aman dikonsumsi.
Tren sirsak
Menurut Ervizal AM Zuhud penelitian sirsak sempat ditutupi-tutupi selama 10 tahun karena ‘mengancam’ kelangsungan hidup kemoterapi dan industri kimia. Apalagi harga sirsak murah. Hasil penelitian itu, ‘Baru tersebar setelah keluarga dari seorang peneliti mengidap kanker dan mempublikasikan di dunia maya,’ kata kepala Bagian Konservasi dan Keanekaragaman Tanaman, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, itu.
Berbagai lembaga riset di tanahair juga mulai menguak rahasia daun sirsak dan kerabatnya. Sekadar menyebut contoh, periset di Pusat Studi Biofarmaka IPB, Prof Dr Latifah K Darusman, hingga kini meriset komponen kimia yang dominan di daun sirsak. Sedangkan peneliti di Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Sismindari, meriset khasiat biji dan daun srikaya yang kaya ribosome inactivating protein (RIP). ‘RIP mampu merusak sintesis protein pada sel yang sedang tumbuh sehingga mati,’ kata Sismindari.
Konsumsi daun sirsak bukan hanya untuk para pasien, tetapi juga baik bagi orang sehat. Menurut Ervizal AM Zuhud, kasiat daun sirsak bagi orang sehat, ‘Menambah kekebalan tubuh dan mencegah asam urat. Bagi pria, daun sirsak menambah jumlah dan memperkuat sperma.’ Di Indonesia kini para dokter dan herbalis meresepkan daun sirsak kepada para pasien. Ada yang meresepkan secara tunggal - hanya daun sirsak, tetapi ada pula yang meracik kombinasi daun sirsak dengan herbal lain seperti rimpang temuputih dan sambiloto. Mereka meresepkan daun sirsak antara lain untuk mengatasi beragam kanker.
Herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana meresepkan daun atau buah sirsak terutama sebagai pengganti kemoterapi pada pasien kanker. ‘Khasiat daun atau buah sirsak itu untuk mengeliminasi radikal bebas, mengeringkan sel kanker, menyembuhkan peradangan di dalam tubuh, dan terutama meningkatkan stamina pasien agar tubuh tidak lemah,’ kata Lina Mardiana. Para dokter dan herbalis seperti Valentina Indrajati di Bogor, Jawa Barat, memilih daun yang sedang - tak terlalu tua dan tak terlampau muda. Dari pucuk, kira-kira daun di baris ke-4 hingga ke-6.
Para herbalis meresepkan daun sirsak bukan melulu untuk mengatasi sel kanker. Herbalis di Gegerkalong, Kotamadya Bandung, Jawa Barat, H Sarah Kriswanty, misalnya, meresepkan daun sirsak untuk mengatasi bronkhitis dan kejang. Sedangkan Lina Mardiana meresepkan daun sirsak untuk pasien yang menderita peradangan, misalnya radang tenggorokan, usus, pencernaan, ambeien (baca: Sentosa Karena Graviola halaman 24).
Menurut dr Willie Japaries MARS yang juga meresepkan daun sirsak, daun Annona muricata bersifat netral sehingga sesuai untuk mengatasi beragam jenis kanker. Herbalis lain yang juga meresepkan daun sirsak antara lain dr Prapti Utami di Jakarta Selatan dan Maria Andjarwati (Kelapagading, Jakarta Utara. Para herbalis dan dokter itu sebagian besar meresepkan daun sirsak baru pada 2 - 4 tahun silam. Pada umumnya mereka tak meracik, tetapi pasien yang menyiapkan sendiri sejak pencarian daun hingga merebus.
Harap mafhum hingga saat ini di pasaran belum tersedia ekstraksi daun sirsak dalam kapsul seperti kapsul bermerek Graviola yang beredar di mancanegara. Oleh karena itu, mereka mempersiapkan sendiri. Pasien yang belum memiliki pohon biasanya membeli bibit sirsak. Dampaknya permintaan bibit juga meningkat. Produsen bibit buah-buahan di Pontianak, Kalimantan Barat, Simbul Haryadi mengatakan permintaan bibit sirsak pada September 2010 mencapai 400 bibit. Padahal, biasanya hanya 10 bibit per bulan. ‘Stok bibit di kebun sampai habis, sekarang saya sedang memperbanyak lagi,’ kata Haryadi.
Begitu juga permintaan di nurseri Tebuwulung milik Eddy Soesanto di Cijantung, Jakarta Timur, yang mencapai 600 - 700 bibit per bulan. Lonjakan permintaan signifikan itu terjadi dalam 4 bulan terakhir. Produsen bibit buah di Bogor, Jawa Barat, Syahril sama juga. Permintaan bibit durian belanda itu fantastis, sejak Agustus 2010 mencapai 3.000 - 5.000 tanaman per bulan; sebelumnya, 500 bibit per bulan. Harga bibit setinggi 40 - 50 cm di berbagai penangkar Rp20.000 - Rp30.000. Menurut para penangkar tingginya permintaan bibit sirsak berkaitan dengan pemanfaatan daun atau buah sebagai obat tradisional. Benar kata Yeni Sumarni yang juga mengonsumsi daun sirsak, ‘Obat kanker itu ternyata murah meriah, kita tak perlu mengeluarkan uang jutaan rupiah.’ (Sardi Duryatmo/Peliput: Endah Kurnia Wirawati, Lastioro Anmi Tambunan, & Tri Susanti)