Entri Populer

Rabu, 16 Februari 2011

PADUAN MENTIMUN DAN PARE TERBUKTI MENCEGAH KENCING BATU. PILIHAN LAIN, DUET MENTIMUN SEMANGKA.

Lorenzo Romero Baning dan Tjawa Noor Cholis tahu persis penderitaan akibat kencing batu. Ahli bedah urologi alumnus Universitas Airlangga dr Ahmad Bi Utomo SpBU, mengatakan bahwa batu yang terbentuk akibat sisa metabolisme tubuh itu sejatinya dapat keluar bersama urine. Syaratnya ukuran batu harus lebih kecil daripada saluran kemih yang berdiameter hanya 0,4 - 0,5 cm.
Ketika ukuran batu lebih besar daripada saluran itulah yang menyebabkan sakit luar biasa. Batu yang mengandung oksalat dan kalsium itu mungkin terdapat di ginjal, saluran uretra, atau saluran pengeluaran. Kehadiran batu memicu iritasi saluran kemih. Dampaknya saluran kemih rusak. Pada kasus tertentu, banyak muncul darah dalam urine. Para penderita melakukan beragam cara untuk mengatasinya melalui operasi atau mengonsumsi furosemid.
Dua bersaudara
Konsumsi furosemid menimbulkan beragam efek samping seperti gangguan keseimbangan elektrolit, hiperurisemia, bahkan tuli sementara. Sebagian penderita juga menyandarkan harapan pada herbal seperti daun kumis kucing Orthosiphon stamineus atau tempuyung Sonchus arvensis memang sohor sebagai penggempur batu ginjal. Pilihan herba lain untuk mengatasi kencing batu adalah paduan antara buah mentimun Cucumis sativus dan paria atau pare Momordica charantia.
Keduanya masih sekerabat, sama-sama anggota famili Cucurbitaceae. Selama ini masyarakat memanfaatkan keduanya masing-masing sebagai lalap dan sayur. Namun, di balik kelezatannya, sayuran buah anggota keluarga mentimun-mentimunan itu berkhasiat sebagai obat. Peneliti di Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya, Sumi Wijaya dan Farida L Darsono melalui uji in vitro membuktikan bahwa mentimun dan pare sebagai antikencing batu.
Pada riset praklinis itu Wijaya mencuci mentimun dan pare, memblender, serta mengeringkan sebagai bahan baku granula atau butiran. Ia memilih bentuk granula karena lebih efisien. Perbandingan kedua bahan baku tanpa kupas kulit itu 1:1. Ia menambahkan laktosa dan metil selulosa - sebagai koagulan atau penggumpal - sedikit demi sedikit, lalu mengeringkan pada suhu 50oC hingga terbentuk granula. Kadar air granula 4,85%. Sediaan itulah yang ia berikan kepada 30 tikus putih jantan yang terbagi dalam 3 grup.
Peneliti itu kemudian menyuntikkan 2,5 g hidroksiprolin per kg bobot tubuh pada ke-30 tikus. Pemberian selama 3 hari berturut-turut. Hidroksiprolin merupakan protein bagian dari kolagen. Perannya sebagai penyambung dan pemberi rangka luar dari seluruh jaringan tubuh. Injeksi hidroksiprolin menyebabkan kadar kalsium meningkat dan urine menjadi jenuh. Sebagian kalsium tertimbun di ginjal sebagai kristal; sebagian lain, terbuang bersama urine. Oleh karena itu kadar kalsium dalam air kemih pun membubung.
Munurut Sumi Wijaya kristal kalsium yang tertimbun dalam ginjal memicu penyumbatan. Dampaknya volume urine pun berkurang. Ginjal juga mengalami kelainan sehingga karakteristik organ itu berubah, misalnya lebih berat daripada ginjal normal. Untuk mengetahui khasiat mentimun dan pare, peneliti itu menampung urine tikus selama 24 jam pada hari pertama dan ketiga. Selain itu mereka juga memeriksa ginjal tikus.
Antikalkuli
Hasil pemeriksaan ginjal menunjukkan bahwa pemberian mentimun dan pare tak berpengaruh pada rasio bobot dan ukuran organ itu. Konsumsi 2 bersaudara itu juga terbukti sebagai antikencing batu. Itu berdasarkan parameter penurunan kadar kalsium, pH urine, dan kenaikan volume urine 24 jam. Menurut konsultan ginjal hipertensi di Rumahsakit dr Sardjito Yogyakarta, dr Mochamad Sja’bani SpPD, dari keseluruhan batu ginjal 65 - 85% berupa kalsium, batu oksalat, kalsium oksalat, dan kalsium fosfat.
Menurut dr Aris Wibudi SpPD di Jakarta Timur, obat antikalkuli biasanya memang bersifat diuretik sehingga urine cenderung tak pekat. Urine yang pekat cenderung memicu batu ginjal. Volume air yang meningkat itu antara lain membawa kalsium. Mochamad Sja’bani menyatakan penurunan jumlah urine biasanya karena masukan cairan sedikit sehingga memicu pembentukan batu.
Herbalis di Pathok, Yogyakarta, Lina Mardiana, meresepkan mentimun untuk mengatasi batu ginjal. Namun, ia memadukan dengan semangka yang juga anggota famili Cucurbitaceae. Dosisnya cukup satu buah mentimun tanpa kupas dan irisan semangka setebal 1 cm. ‘Semangka dikupas kulit luar yang hijau, tetapi bagian dalam yang putih dapat diikutkan,’ kata Lina Mardiana. Ia mengatakan paduan itu dapat diblender atau konsumsi segar. ‘Bagi pria, semangka juga berkhasiat afrodisiak,’ kata Lina.
Daging buah semangka antara lain mengandung likofen - jenis karotenoid. Setiap gram daging buah bobot kering mengandung 23 - 72 mikrogram likofen. yang mewarisi ilmu pengobatan dari ibunya itu semula memang memadukan mentimun dan pare. Berdasarkan empiris pare memang mampu mengatasi batu ginjal. Namun, sayuran buah juga berefek samping, yakni menimbulkan batu empedu.
Itu hanya pengalaman pasien-pasien Lina yang belum terungkap duduk perkara secara ilmiah. Oleh karena itu ia mengganti pare dengan kerabatnya, semangka Citrullus vulgaris untuk mengatasi kalkuli atau kencing batu. Sejak mengganti pare dengan semangka, pasien yang mengeluh batu empedu setelah konsumsi ramuan itu tak pernah terjadi. Itulah sebabnya hingga kini, ia tetap meresepkan mentimun-semangka sebagai penghancur batu. Mereka bahumembahu menghancurkan batu. (Sardi Duryatmo)

Semangka secara empiris dimanfaatkan mengatasi kencing batu
Pare, tanpa dibuang bijinya bersama mentimun diblender hingga lembut
Secara ilmiah paduan mentimun dan pare terbukti mengatasi kencing batu
Lina Mardiana, semangka selain ampuh merontokkan batu ginjal, juga berkhasiat afrodisiak

Foto-foto: Dok. Trubus


Mentimun Antikalkuli
Parameter
Kelompok Kontrol
Kelompok Perlakuan
Mentimun-Pare
Furosemid
Volume urine rata-rata 24 jam pada pemeriksaan hari I (ml)
9,1 - 3.975
4,84 - 0,635
14,3 - 4,481
Volume urine rata-rata 24 jam pada pemeriksaan hari III (ml)
7,6 - 5,583
11,24 - 3,123
18,9 - 3,123
pH urine rata-rata 24 jam pada pemeriksaan hari I
8
9
8
pH urine rata-rata 24 jam pada pemeriksaan hari III
9
8
8
Kadar kalsium urine rata-rata 24 jam pada pemeriksaan hari I (mg/dl)
7,68 - 4,838
5,16 - 1,157
0,056 - 0,130
Kadar kalsium urine rata-rata 24 jam pada pemeriksaan hari III (mg/dl)
7,72 - 2,449
1,84 - 1,455
0,420 - 0,179

Sumber: Sumi Wijaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar